Masjid Suciati Saliman itu berdiri megah, dengan desain interior ala timur tengah, dan marmer putih yang mendominasi. Berdiri di lahan seluas 1.600 meter persegi, masjid itu tampak menjulang di antara bangunan lainnya.
Agen Sakong
Sang pendiri, rupanya bukanlah pejabat atau pesohor negeri, melainkan seorang wanita yang berprofesi sebagai pedagang ayam. Serupa nama masjid, dia adalah Suciati Saliman Riyanto, wanita kelahiran Yogyakarta yang sejak remaja bermimpi membangun tempat ibadah.Bermodal Rp175 ribu, Suciati yang saat itu masih duduk di bangku SMP kelas 2 memutuskan merintis usaha dengan berdagang ayam. Saban hari Ia membeli lima ekor ayam untuk dipotong sang ayah, lanjut menjualnya di Pasar Terban, Yogyakarta.
Hingga lulus SMP, Suciati tetap bertahan dengan usahanya. Modal berjual lima ekor ayam kala itu mulai berkembang sampai duduk di bangku Sekolah Teknik Menengah (STM).
Kehidupannya kian membaik usai Suciati menikahi Saliman Riyanto, seorang pegawai Dinsos yang mengajarinya banyak perihal bisnis. Melihat usahanya yang terus berkembang, dia kemudian mantap membangun masjid sepulangnya berhaji di tahun 1995.
"Saya memimpikan membangun masjid, 2015 baru terlaksana. Yang mantap membangun masjid itu tahun 1995 sesudah haji saya mantap pingin punya masjid," ujarnya .
0 Response to "Bermodalkan Tekat, Seorang Tukang Ayam Potong Berhasil Bangun Masjid Mewah "
Post a Comment